suaralintasnusantara.com — Persoalan dualisme kepemimpinan di Gereja Bethany Indonesia yang telah berlangsung selama belasan tahun akhirnya mencapai titik terang. Konflik internal yang melibatkan dua kubu, yaitu Sinode Gereja Bethany Indonesia di bawah pimpinan Pdt. Bambang Hengky di Surabaya dan Sinode Gereja Bethany Indonesia pimpinan Pdt. Samuel Kusuma di Balikpapan yang kini dikenal sebagai Gereja Bethany Nusantara (anggota PGLII), berhasil diselesaikan.
Proses penyelesaian tersebut berlangsung di hadapan Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI, Dr. Jeane Marie Tulung, yang didampingi oleh Direktur Urusan Agama Kristen Dr. Amsal Yowei dan Kasubdirektorat Kelembagaan Bidang Hukum, Marvel Kawatu, S.Th. Kehadiran Pdt. Ronny Mandang, Ketua Umum Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII), turut menjadi saksi sejarah penting ini.
Pdt. Ronny Mandang mengungkapkan bahwa penyelesaian tersebut merupakan hasil dari doa dan kerja keras berbagai pihak, dengan berkat pertolongan Tuhan Yesus Kristus.
“Dengan berkat pertolongan Tuhan Yesus Kristus, pada hari ini masalah dualisme yang telah berlangsung lama ini berhasil diselesaikan dan berakhir dengan baik,” ujar Pdt. Ronny Mandang kepada media.
Penyelesaian ini diharapkan menjadi langkah awal yang baik bagi kedua pihak dalam melanjutkan pelayanan mereka kepada umat. Selain itu, momentum ini juga diharapkan membawa kedamaian dan persatuan bagi seluruh jemaat Gereja Bethany Indonesia.
Pdt. Ronny Mandang sendiri saat ini sedang mempersiapkan Musyawarah Nasional PGLII yang akan berlangsung pada Maret 2025 di Balikpapan, Kalimantan Timur. Ia berharap agar penyelesaian konflik ini menjadi teladan bagi penyelesaian perpecahan serupa yang mungkin terjadi di kemudian hari.
“Semoga ini menjadi tonggak sejarah yang menginspirasi kita semua untuk tetap mengutamakan kasih dan persatuan dalam melayani Tuhan,” tutup Pdt. Ronny.
Dengan selesainya dualisme kepemimpinan ini, Gereja Bethany Indonesia diharapkan dapat terus bertumbuh dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
