suaralintasnusantara.com – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akan menggelar Pemilu Raya pada Juli mendatang di Kota Solo, Jawa Tengah. Agenda ini menjadi penanda babak baru dalam proses regenerasi kepemimpinan partai, dengan mengedepankan prinsip demokrasi internal.
Wakil Ketua Umum PSI, Andy Budiman, menyampaikan bahwa Pemilu Raya akan menggunakan sistem one man, one vote, di mana setiap anggota memiliki hak suara yang setara dalam menentukan ketua umum yang baru.
“Setiap kader punya hak suara. Ini bentuk komitmen PSI untuk menjalankan demokrasi secara terbuka,” ujar Andy dalam keterangannya.
Pemilu internal ini menjadi kontras dengan proses penunjukan Kaesang Pangarep sebagai ketua umum pada 25 September 2023 lalu. Putra bungsu Presiden Joko Widodo itu kala itu baru dua hari terdaftar sebagai anggota PSI sebelum langsung diumumkan sebagai ketua umum.
Penunjukan Kaesang sempat menuai kritik dari sejumlah pengamat politik yang menilai langkah tersebut bertujuan mendongkrak elektabilitas partai dengan memanfaatkan popularitas Jokowi. Namun, strategi itu terbukti tak cukup ampuh. PSI gagal menembus ambang batas parlemen dalam Pemilu 2024.
Dengan mekanisme baru ini, PSI berupaya memperkuat legitimasi kepemimpinan sekaligus membuka ruang partisipasi yang lebih luas bagi kader di seluruh Indonesia.











