suaralintasnusantara.com – Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Nasarudin Umar, MA, membuka Sidang Raya XVIII Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) yang berlangsung di Kete Kesu, Toraja. Dalam pidatonya, ia menekankan pentingnya konsistensi dalam mengajarkan agama serta menanamkan doktrin Bhinneka Tunggal Ika sebagai wujud cinta dalam keberagaman.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Nasarudin menyampaikan tiga unsur penting dalam agama, yaitu myth (mitos dalam konteks positif), logos, dan etis. “Saya mengajak kita semua konsisten dalam mengajarkan agama kita masing-masing, agar tidak terjadi distorsi. Logos dalam agama harus mengedepankan aspek etis,” ujarnya.
Menteri Agama juga menekankan pentingnya mendidik generasi muda untuk mencintai keberagaman yang ada. “Sebagai bangsa Indonesia yang pluralis, kita harus mendoktrinkan Bhinneka Tunggal Ika serta rasa cinta satu sama lain,” tambah Prof. Nasarudin. Ia mengajak masyarakat internasional untuk melihat perbedaan sebagai anugerah dan dasar bagi perdamaian. “Perbedaan adalah anugerah, bukan masalah. Keindahan ciptaan Tuhan harus tercermin dalam keharmonisan masyarakat-Nya.”
Prof. Nasarudin turut menyampaikan dukungannya terhadap pesan Pdt. Gomar Gultom, Ketua Umum PGI, terkait pelestarian lingkungan. “Jika kita konsisten menjalankan ajaran agama masing-masing, kita pasti juga akan menjaga kelestarian alam,” imbuhnya. Ia juga menekankan bahwa Kementerian Agama bukan hanya untuk satu agama, tetapi untuk seluruh agama yang ada di Indonesia. “Saya mohon masukan dari para hadirin, karena Kementerian Agama bukan hanya untuk umat Islam tetapi untuk semua umat beragama,” pungkasnya.
Pdt. Gomar Gultom sebelumnya menegaskan bahwa PGI merupakan bagian integral dari bangsa Indonesia, berperan aktif dan kritis dalam memajukan bangsa. “Harapan kami, tidak ada umat beragama yang merasa dicederai dalam menjalankan ibadah maupun membangun tempat ibadahnya,” ujar Pdt. Gomar.
Ketua Panitia Sidang Raya XVIII PGI, Pdt. Musa Salusu, turut menyampaikan bahwa Gereja Toraja dan seluruh panitia telah mempersiapkan yang terbaik untuk menyukseskan acara ini. Sementara itu, Uskup Agung Makassar, Monsenyiur Fransiskus, dalam sambutannya, mengucapkan selamat kepada seluruh peserta Sidang Raya XVIII PGI dan menyampaikan harapannya untuk kesuksesan acara ini.
Sidang Raya XVIII PGI di Toraja ini diharapkan dapat menjadi wadah mempererat persatuan dalam keberagaman, menciptakan dialog yang konstruktif bagi kemajuan bangsa, serta menumbuhkan kesadaran untuk menjaga alam dan harmonisasi sosial di Indonesia.
(ews)