suaralintasnusantara.com — Dalam rangka memperingati seratus tahun berdirinya Stadion Gajayana, sebuah acara bedah buku berjudul “Spektrum Kota Malang Edisi Satu Abad Stadion Gajayana” sukses digelar pada Sabtu malam, 2 November 2024, di Rumah Budaya Ratna, Jl. Diponegoro No. 3, Malang. Acara ini dibuka untuk umum, memberi kesempatan bagi masyarakat Kota Malang untuk memperdalam wawasan mereka tentang perjalanan sejarah Stadion Gajayana yang sarat makna.
Buku ini adalah hasil kolaborasi 40 penulis ternama, termasuk Wahyu Eko Setiawan, Nino Haris, Gedeon S., Bambang AW, Lulut, Syarif, Hengky Herwanto, Arief Wibisono, Restu Respati, Hariyani, dan lainnya. Menyuguhkan hampir 1000 halaman, buku ini mengupas berbagai dimensi sejarah dan kebudayaan Kota Malang yang berpusat di sekitar Stadion Gajayana, ikon penting yang telah menjadi bagian dari identitas kota selama satu abad.
Penulisan buku ini diawali pada tahun 2023 dengan terbitnya edisi pertama Spektrum Kota Malang. Edisi kedua, yang terbit pada April 2024, memperdalam eksplorasi kota sebagai pusat budaya dan sejarah di Jawa Timur. Buku ini diterbitkan oleh Media Nusa Creative, sebuah penerbit lokal yang bertujuan memperkaya literasi di wilayah Malang.
Dalam sambutannya, Gedeon, pemilik Media Nusa Creative, menyatakan bahwa edisi-edisi mendatang akan terus menggali sejarah dan nilai budaya Kota Malang. “Kami berharap buku ini dapat menjadi sumber referensi bagi semua kalangan masyarakat dan menyajikan data yang akurat tentang perkembangan Stadion Gajayana,” ujarnya di acara bedah buku tersebut.
Acara ini juga menjadi ajang diskusi dan refleksi mengenai perjalanan Kota Malang, terutama sejarah panjang Stadion Gajayana yang telah mengakar dalam kehidupan warga Malang. Hadirnya berbagai kalangan, mulai dari akademisi, sejarawan, hingga masyarakat umum, memperkuat harapan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap Kota Malang serta menginspirasi generasi mendatang untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya kotanya.
Dengan hadirnya buku ini, Spektrum Kota Malang diharapkan bisa menjadi warisan literasi yang abadi, membuka wawasan, dan memperdalam pengetahuan tentang Kota Malang yang penuh sejarah dan kekayaan budaya.