suaralintasnusantara.com|New York – Jelang pemilu 2024 yang sudah diambang pintu, meskipun jauh, tak menyurutkan semangat diaspora Indonesia yang tinggal di New York, AS untuk berdiskusi dan menyatukan pemikiran mengenai masa depan demokrasi dan kehidupan bertoleransi di Indonesia.
Pada kumpul-kumpul santai yang diadakan pada hari Minggu, 16 April 2023 di daerah New York University yang terletak di jantung kota Manhattan ini, para diaspora yang telah malang melintang di berbagai profesi ini bahkan dengan penuh semangat menyatakan bahwa mereka siap untuk terus berkontribusi bagi negeri Indonesia tercinta. Mereka juga hadir untuk mengaspirasikan harapan mereka agar Gubernur Jateng Ganjar Pranowo cepat mendapatkan restu untuk resmi dicalonkan menjadi Capres pada pemilu mendatang.
Ada dua hal yang mendapat perhatian khusus dan penting bagi mereka. Pertama, perihal kelangsungan dan keberlanjutan iklim demokrasi yang sehat di Indonesia, dan kedua, perihal toleransi antar suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) yang sempat terpolarisasi.
Soeko Prasetyo, salah seorang sesepuh masyarakat yang telah tinggal di AS selama lebih dari lima dekade namun tetap antusias mengikuti perkembangan Indonesia, berpendapat bahwa kehidupan berdemokrasi telah mendapatkan banyak kemajuan dibawah pemerintahan Pak Jokowi. Soeko, yang awalnya berimigrasi ke AS pada awal tahun 70-an ini mengatakan karena kemajuan inilah, maka ia berharap pemerintahan yang akan datang sebaiknya satu visi dengan Pak Jokowi.
“Kemajuan yang sudah baik ini akan dapat menjadi lebih baik lagi apabila tongkat estafet kepemimpinan diberikan kepada yang mempunyai visi yang sama dengan beliau, karena pada masa Pak Jokowi, pembangunan lebih merata di seluruh Indonesia dibandingkan dengan Presiden sebelum-sebelumnya” jelas Soeko yang juga merupakan salah satu diaspora Indonesia pertama yang bekerja pada bidang penegakan hukum dengan bahasa Indonesia yang fasih.
Hal ini kontan ditimpali oleh salah seorang diaspora senior asal Jawa Tengah Budi Hioe. “Karena itu, pilih yang rambutnya putih, seperti saya ini,” ujarnya bersemangat, merujuk pada ucapan Pak Jokowi beberapa waktu yang lalu.
Mengenai toleransi, salah satu diaspora yang hadir, Joana Cravinho, siap memberikan pilihannya pada pemilu mendatang. Ia menyatakan apresiasinya atas kemajuan kehidupan bertoleransi di Indonesia.
“Meskipun belum sempurna, saya mengamati kemajuan kehidupan bertoleransi di Indonesia. Karena itulah pilihan saya jatuh pada Ganjar, karena sangat penting bagi pemimpin kita berikutnya untuk konsisten dan memiliki komitmen yang kuat memperjuangan hal ini,” tegasnya.
Lain lagi Agustinus Chandra, yang juga bekerja sebagai arsitek selama hampir tiga dekade di New York dan siap menyumbangkan keahliannya pada pembangunan IKN. “Saya sangat bangga mengikuti berita soal ibu kota negara yang baru. Saya siap menyumbangan ilmu saya untuk membangun IKN,” tegasnya bangga.
Para diaspora yang hadir bulat menyuarakan dukungan mereka bagi Ganjar Pranowo karena rekam jejak kepemimpinannya selama ini dan keberpihakannya pada rakyat. Yang unik, mereka juga mengekspresikan harapan mereka melalui nyanyian dan foto bersama spanduk bertuliskan “Mas, kapan Nyapres?” Sebagian warga juga memakai peci dan topi berambut putih.
(Red)